Thursday, August 21, 2008

AKU PUNYA YANG BARU

adakhil.blogspot.com PINDAH ALAMAT dan Kembali Mblunat.

Klik: weeklymedia.blogspot.com

AKU PUNYA YANG BARU

info..3x
adakhil.blogspot.com PINDAH KE YANG BARU....3X

KLIK: weeklymedia.blogspot.com

Monday, June 9, 2008

FPI dan Embrio Komunisme

Gong mengisi hari lahirnya pancasila, tercoreng sudah dengan adanya aksi anarki yang dilakukan oleh sekelompok masa yang menamakan aksi dari Front Pembela Islam (FPI).

Mereka yang identik dengan pasukan berjubah putih dengan atribut kental keislamian ala Nabi Muhammad SAW, seakan begitu ringan menanggalkan azas Islam adalah agama Rohmatallil Alamin (Rahmat seluruh isi bumi).

Bagai binatang buas yang belum menerkam mangsanya. FPI mendadak membabi buta dan memukuli para pelaku aksi damai mengisi hari lahirnya pancasila di Monas Jakarta pada 1 Juni lalu.

Kaum wanita, laki-laki, dan anak-anak kecil tak kenal dosa mereka libas bak santapan lezat di tengah mentari yang menyengat. Semuanya telah menjadi korban, yang akhirnya terkulai lemah di rumah sakit dengan menanggung beban berat. Padahal dari mereka, yang menamakan Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB), beraksi demi terwujudnya persatuan dan kesatuan Negara Indonesia.

Jelas, aksi dari FPI sangat bertentangan dengan watak dan ideologi bangsa kita yang berazaskan pada pancasila, yang di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur persatuan dan kesatuan. Baik suku, agama, ras, dan antar golongan. Yang identik dengan simbol bhineka tunggal ika, berarti meski berbeda-beda tetap satu juga.

Bhineka tunggal ika seperti yang terkandung dalam kakawin sutasoma. Adalah sebuah kakawin dalam bahasa jawa kuna. Kakawin ini termasyhur, sebab setengah bait dari kakawin ini menjadi motto nasional Indonesia: Bhinneka Tunggal Ika (Bab 139.5).

Motto atau semboyan Indonesia tidaklah tanpa sebab diambil dari kitab kakawin ini. Kakawin ini mengenai sebuah cerita epis dengan pangeran Sutasoma sebagai protagonisnya. Amanat yang termaktub di dalam kitab ini mengajarkan sikap toleransi antar agama, terutama antar agama Hindu-Siwa dan Buddha. Kakawin ini digubah oleh Mpu Tantular pada abad ke-14.

Gerakan Terlarang

Melihat adanya aksi kekerasan ini membawa pada imaji kita untuk kembali melangkah mundur pada fase-fase komunisme, yang dulu pernah menyebar luas di tanah air tercinta.

Saat itu komunisme dengan ajaran yang anti nasionalisme lahir. Persatuan dan kesatuan bahkan tercampakkan. Pancasila akan digulingkan. Kekerasan dan kebiadaban dari sekelompok masa merajalela dimana-mana.

Setelah tak berselang beberapa lama ajaran komunisme dibubarkan dari hadapan kita. Perasaan aman pun kian terasa. Sayangnya beberapa waktu terakhir ini kondisi keamanan dan kenyamanan kita kembali terusik, oleh aksi dari sekelompok yang tak bertanggung jawab. Kendati terkadang mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan lafal takbir Allahu Akbar. Namun, sayangnya lafal ini semestinya berarti Allah Maha Besar, dengan maksud membesar dan mengagungkan Allah, malah sebaliknya. Mereka berlagak sosok dirinya yang paling besar dan agung. Sungguh semoga peringatan dari Allah segera terwujud bagi mereka yang masih merasa seperti ini, dan semoga pula terbuka pintu hidayat oleh-Nya.

Bahkan juga, sangat begitu sayang bagi mereka yang kerap mengusik keasikan burung garuda yang tetap kokoh dengan semboyan bhineka tunggal ika. Mungkin kita yang mengaku sebagai warga Negara Indonesia yang baik dan benar sudah saatnya muncul. Merekalah yang tak menginginkan keutuhan perbedaan adalah bagian dari embrio ajaran komunisme. ***(m.ridlo’i)

Tekstur Lembut Sate Kelinci Magetan

Mungkin di mana-mana mudah sekali menjumpai sate kelinci. Tapi, terasa beda bila kita memakannya sambil melihat eksotika Telaga Sarangan.

Kelinci, binatang peliharaan lucu ini juga dapat dijadikan menu pengusir lapar kita. Tekstur dagingnya yang lembut dan berwarna putih, serasa nikmat bila dijadikan sate. Rasa daging kelinci mirip dengan ayam.

Kelembutan daging sate kelinci, sangat terasa bila kita mulai di gigitan pertama. Dagingnya yang berwarna putih berubah menjadi warna kecoklatan setelah dibalut dengan bumbu sate seperti biasanya. Disitulah citarasa kelembutan muncul ditambah dengan sedapnya bumbu khas sate kelinci, berupa kacang olahan yang disajikan dengan irisan bawang dan cabai.

Penjual sate kelinci mudah sekali dijumpai di tepian Telaga Sarangan Magetan. Di obyek wisata berhawa dingin itu, menu kuliner yang satu ini dapat dijadikan alternatif pilihan di antara banyaknya menu makanan yang tersaji di sana.

Bahkan, para wisatawan dapat menikmati sate kelinci dengan duduk lesehan beralaskan tikar sambil memandangi keindahan telaga tersebut. Sedangkan, untuk sajian menu minuman yang sangat cocok adalah ronde. Minuman yang kuahnya menggunakan jahe bikin tubuh kita terasa hangat.


Penuh Khasiat

Dibalik kelezatan kelembutan tekstur daging yang ada pada sate kelinci, ternyata tersimpan banyak khasiat bagi tubuh manusia.

Mengenai khasiat sate kelinci, Joni, salah seorang penjual sate kelinci di Telaga Sarangan mengatakan, dapat menjadikan tubuh terasa hangat, dan kolestrol yang terkandung pada daging kelinci sangat rendah. “Selain itu sate kelinci dipercaya mampu meningkatkan stamina tubuh,” tambah wanita asal Ngancar, Sarangan itu. (naskah:m.ridlo’i/foto:wt atmojo)

Thursday, May 29, 2008

Tari Hip-Hop Etha-Dam

Etha-Dam adalah sebuah grup tari beranggotakan penari-penari berpengalaman yang memiliki keinginan sama. Berpikiran terbuka dan satu jiwa. Dipersatukan oleh koreografer Ibrahima Sissoko, mereka memulai karir dengan mengikuti berbagai kompetisi tari hip-hop amatir di Seine Saint-Denis.

Bagaikan kembang api sungguhan, pertunjukan ini memadukan semua berpengaruh bagi perkembangan, mulai dari hip-hop sampai capoeira, dengan mengambil gagasan dari keanekaragaman yang menyatukan seluruh anggota grup ini.

Untuk kunjungan pertamanya ke Indonesia, mereka akan menampilkan pertunjukan terbaru berjudul Aduna, Negeri Petualangan. Pertunjukan ini akan digelar pada 2 Juni di Galeri Balai Pemuda Surabaya mulai pukul 19.00. Dan kedutaan besar Prancis CCCL yang nantinya akan menjadi penyelenggara acara ini. (Ridlo'i)

Saturday, May 24, 2008

Tarian Dewa Istana di Tengah Jerit Jelata


Harga minyak internasional terus meroket ke kisaran USD 117,20 per barel kemarin. Rekor baru itu semakin menekan keuangan negara karena harus menanggung subsidi BBM yang semakin membengkak di APBN.

Imbasnya, mulai pukul 00.00 dini hari, (24/05), pemerintah telah menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Dalam harga baru itu, bensin premium naik dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 per liter. Solar yang semula Rp 4.300 menjadi Rp 5.500 per liter. Sedangkan minyak tanah juga naik dari Rp 2.000 menjadi Rp 2.500 per liter. Kenaikan rata-rata 28,7 persen itu diumumkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro di Kantor Menko Perekonomian pukul 21.30 malam, (23/05).

Kenaikan tarif BBM kali ini adalah yang ketiga kalinya dilakukan oleh pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pertama pada 1 Maret 2005, yang naik rata-rata 30 persen. Kedua pada 1 Oktober 2005, yang naik di atas 100 persen.

Upaya ini dilakukan setelah harga minyak dunia terus melejit. Harga terakhir mencapai USD 132 per barel. Karena posisi Indonesia net impor, subsidi BBM pun ikut membengkak. Saat ini subsidi BBM di APBNP sebesar Rp 126,8 triliun, dengan bantalan Rp 8,2 triliun. Bila tak ada kenaikan, subsidi BBM akan membengkak menembus Rp 190 triliun.

Tak Kunjung Jelas, apapun maksud dan upaya kebijaksanaan yang dilakukan pemerintah kita saat ini. Pastinya dalam kondisi yang dihadapkan pada kita sebagai warga negara, adalah sebuah kebijakan yang sangat membikin kuasa diri kian menjerit-jerit.

Entah kapan teriak lantang kita terdengar syahdu di telingan para dewa-dewa istana negara, yang kini tengah menari-nari di atas derita kaum jelata. "Jangankan untuk membeli BBM yang telah naik, untuk belanja kebutuhan sehari-hari saja terasa kian mencekik," tutur seorang ibu rumah tangga.

Bahkan di mana-mana telah terjadi gelombang aksi demonstrasi besar-besaran menuntut pencabutan kembali kebijakan ini. Semua seakan merasakan hal yang sama, bahwa kini berada di negeri yang kunjung jluntrungannya, khususnya berpikir tentang nasib rakyat kecil. (m.ridlo'i)

Promosi Wisata Jatim di Majapahit Travel Fair 2008

Majapahit Travel Fair (MTF) kembali digelar untuk yang kelima kalinya. Perheletan akbar momen pariwisata kali ini digelar di Convention Hall Gramedia Expo Surabaya, pada 21-25 Mei 2008.

Di dalam rangkaian acara yang bertema Experiencing Festive Celebrations of The Year ini diadakan beberapa agenda penting. Antara lain Travel Excahange atau forum pertemuan bisnis antara buyer dan seller, pameran pariwisata, seni dan budaya, fam trip ke Taman Safari Pasuruan, serta ke obyek wisata di Malang dan Batu, workshop dan seminar untuk para exhibitor, seller, lembaga pendidikan pariwisata, pengelola ODTW, cagar budaya dan beberapa sanggar tari.

Dalam sambutan Harun, yang juga selaku pelaksana MTF 2008 mengatakan, pelaksanaan Majapahit Travel Fair kali ini bersamaan dengan sebuah agenda besar, yaitu Visit Indonesia Year 2008, sehingga Jawa Timur bertekad memberikan yang terbaik bagi Negara dalam hal kepariwisataan.

“Di Jawa Timur sendiri banyak beberapa sentra wisata yang harus dapat ditonjolkan, sehingga nantinya para wisatawan tidak enggan berkunjung ke propinsi kita,” papar kepala dinas pariwisata Jawa Timur itu dihadapan ratusan undangan.

Sedangkan Imam Utomo, dalam sambutannya mengatakan, dirinya mengaku bangga dengan perkembangan destinasi wisata di Jawa Timur. “Mari kita lihat saja dari prosentase kunjungan wisatawan yang datang ke Jatim yang makin meningkat, hal ini menunjukan pengembangan sektor pariwisata kita telah berupaya maksimal,” jelasnya.

Seperti diketahui dari agenda kepariwisataan di Jatim di tahun ini, mempunyai banyak hajatan wisata besar yang memiliki nilai jual. Sebut saja Yadna Kasodo, Paralayang Batu, Karapan Sapi Pamekasan Madura, dan masih banyak lagi agenda lainnya yang menarik diikuti.

Pada MTF 2008 ini juga dimeriahkan dengan partisipasi dari beberapa stakeholder pariwisata, stan dari dinas pariwisata, seni dan budaya kabupaten kota se-Jatim dan dari propinsi lain, seperti DKI Jakarta, Nangroe Aceh Darussalam, Kalimantan Timur, Bali, dan lainnya. Juga dari Haryono Tours and Travel, ASITA, PHRI, dan lainnya. (naskah/foto:m.ridlo’i)

Friday, May 9, 2008

Tuesday, May 6, 2008

Pribumi Dipekerjakan Sebagai Jongos


Bicara keindahan artistik bangunan Balai Pemuda, seakan tak terpisahkan dari sebuah histori yang terkandung di dalamnya.

Mulai dari dijadikannya sebagai tempat pesta, tempat billyard dan perjamuan makan malam orang eropa, khususnya Belanda. Hingga adanya sejarah yang mencatat kalau di gedung yang berdiri pada tahun 1907 itulah orang pribumi dilarang masuk.


Verboden voor Inlander! Itulah sebuah tulisan yang dulu terdapat di Balai Pemuda. Tulisan yang berarti Pribumi Dilarang Masuk! Itu ada pada dua buah papan pengumuman berwarna dasar hitam dengan tulisan bercat putih. ”Yang satu menghadap ke Simpangschestraat dan yang sebuah lagi ke Dijkermanstraat,” begitulah tulis Dukut Imam Widodo dalam buku Soerabaia Tempo Doeloe.

Konon, jika ada anak negeri Indonesia (Pribumi) di sana, lantaran pekerjaannya sebagai jongos. Dalam catatan Dukut semua jongos di Simpangsche Societeit adalah orang pribumi yang sudah diajar adat dan sangat tahu tata krama, tapi kurang makan. Karena itu tidaklah aneh jika tubuh mereka kurus-kurus.

Di dalam bertugas mereka mengenakan pakaian model jas bertutup berwarna putih, dan celananya pun putih. Antara baju dan celana dililitkan kain panjang jarit yang diwiron. Para jongos itu semua mengenakan ikat kepala udheng yang warnanya senada dengan kain jaritnya. Mereka semuanya bertelanjang kaki. Tugas mereka terutama adalah sebagai pelayan yang menyajikan makanan serta minuman untuk para tamu, serta menjaga kebersihan gedung itu.

Terlepas dari sejarah jongos-jongos yang tak terpisahkan dari balai pemuda. Sedikit banyak apa yang dulu sempat tertera pada papan tulisan di halaman gedung Balai Pemuda, tentang larangan pribumi masuk ke kawasan seluas 17 ribu meter persegi itu membuat warga kota Surabaya geram. Terlebih larangan itu ada pada gedung monumental Balai Pemuda. ***** (M.Ridlo’i)

ENTAH SAMPAI KAPAN SEPERTI INI

PROBLEMATIKA INSANI

Melawan Kawan?


Entah mengapa karena saking asiknya kita bermain dengan segala hal yang dihadapan kita, secara tanpa sengaja timbul rasa kuasa.

Kuasa segala hal demi sebuah reputasi, yang berujung pada kekuasaan. Tidak munafik memang dengan segala kekuasaan, kaki mudah berinjak di mana-mana, mata mudah pelototi segala yang negatif menjadi positif, dan tangan menjulur menggapai apapun yang penting baik demi diri sendiri.

Hingga suatu ketika ada dua orang yang runtang-runtung kesana kemari, bahkan makan siang di saat jeda jam kantor pun mereka selalu bersama. Ruslan dan Herman, namanya. Mereka adalah dua pekerja di salah satu kantor media di Surabaya.

Jam dinding kantor menunjukkan pukul 12.00, saatnya para pegawai istirahat siang. “Yuk, enaknya kita langsung sarapan siang di tempat biasa,” ajak Ruslan pada Herman.

“Oke…Setuju, kebetulan perutku lapar sekali, dan aku ingin curhat padamu,” tukas Herman sembari memegang pundak Ruslan.

Makanan telah mereka pesan, Herman mulai membuka curhatannya, “Tahu nggak kalau pimpinan kita akan mengajak kita untuk garap sebuah media perusahaan terkenal?”

“Tahu,” jawab Ruslan.

Namun setelah itu dibatin Ruslan berkata, “padahal saya ingin mengambil inisiatif itu pada bos, agar dia mau saya saja yang dipercaya menggarapnya”.

Esoknya, Ruslan berangkat ke kantor lebih awal. “Kenapa kok nampaknya buru-buru ke kantornya?” tanya isteri Ruslan.

“Ya, pagi ini saya akan menghadap bos,” jawabnya sembari membelai rambut isteri kesayangannya.

Sesampai di kantor, Ruslan langsung menanyakan tentang proyek penggarapan media perusahaan pada bosnya. “Bagaimana pak peluang penggarapan proyek itu?” tanyanya.

“Keberhasilan peluangnya sangat besar, mungkin kamu yang akan saya beri tanggung jawab ini!” ucap bos pada Ruslan.

“Siap bos, yang penting anda percaya dengan kinerja saya pribadi, saya siap,” imbuh Ruslan.

“Apakah kamu tak perlu mengajak Herman, kawanmu itu,” kata bos.

“Tak perlu pak, Herman dalam hal ini bukan bidangnya, dan saya khawatir bila proyek ini sia-sia,” yakin Ruslan pada bosnya.

“Okelah, intinya kamu atur saja enaknya, dan jangan lupa hitung prosentase laba bagi perusahaan dan kamu yang bekerja,” saran bos pada Ruslan.

“Inilah kesempatan saya untuk meraup rupiah yang cukup lumayan,” gumamnya.

Keluar dari ruang pimpinan, Ruslan langsung disapa Herman. “Ada apa pagi-pagi sudah menghadap?” sapanya.

“Dipanggil bos diberi proyek untuk perusahaan,” jawabnya sambil mengalihkan langkah.

“Sialan proyek itu sudah direbutnya,” gerutu Herman.

Semenjak itulah, Herman mulai menjaga jarak dengan Ruslan, karena mengetahui niat busuk kawan dekat di kantornya selama ini, begitu pula sebaliknya.

Lagi-lagi polemik Ruslan dan Herman adalah contoh kecil yang bisa menjadi malapetaka hancurnya perkawanan. Semua jelas karena kuasa pada duit. Kawan pun menjadi lawan, dan itu terjadi di mana saja. xxxxx(m.ridlo’i)